Anggoihur ihur hot do jambar ni sipasahat saput . Tangerang ; Juli - September 2009 ( Posman Sitorus S.Sos ) Kata jambar menunjuk kepada hak atau bagian yang ditentukan bagi seseorang (sekelompok orang). Di ulaon pasahat ulos mula gabe (pabosurhon) keluarga adik saya Lumumba Sitorus/br Marpaung saya mengikuti namasa, demikian juga

Ulos ini di pakai untuk keperluan duka dan suka cita, tetapi pada jaman sekarang, Ulos Sibolang bisa dikatakan sebagai simbol duka cita, yang di pakai sebagai Ulos Saput orang dewasa yang meninggal tapi belum punya cucu dan di pakai juga sebagai Ulos Tujung untuk Janda dan Duda dengan kata lain kepada laki-laki yang ditinggal mati oleh istri ..., Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upacara kematian suku batak Toba, apa pengertian ulos saput , ulos tujung dan ulos sampetua, dan bagaimana prosesi penyerahan ulos saput , ulos tujung dan ulos sampetua dan apa makna ulos saput , ulos tujung dan ulos sampetua dalam upacara kematian suku Batak Toba. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat …, 31/05/2014   Ulos Saput & Ulos Tujung. Pemahaman “ Ulos Saput & Ulos Tujung” mungkin ada hubungannya dengan religius magis “ dan peranan hula-hula yang disebut diatas. Intinya adalah a. “Hula-hula adalah sumber kekuatan adikodrati, daya hidup bagi masing-masing borunya. b., Ulos ini di pakai untuk keperluan duka dan suka cita, tetapi pada zaman sekarang, Ulos Sibolang bisa di katakan sebagai simbol dukacita, yang di pakai sebagai Ulos Saput orang dewasa yang meninggal tetapi belum punya cucu, dan di pakai juga sebagai Ulos Tujung untuk Janda dan Duda dengan kata lain kepada laki-laki yang ditinggal mati oleh ..., ULOS BATAK, PENGERTIAN ULOS , JENIS ULOS , FOTO PAKAI ULOS ... Misalnya untuk ulos saput atau ulos tujung harus dari jenis ulos ini, tidak boleh dari jenis yang lain. Dalam upacara perkawinan, ulos ini biasanya dipakai sebagai tutup ni ampang dan juga bisa disandang, akan tetapi ulos ini akan dipilih dari jenis yang putihnya menonjol. ..., 10/11/2014   Ulos memiliki nilai budaya disetiap siklus kehidupan suku Batak sehingga jenis dan fungsi ulos berbeda-beda. Ulos banyak digunakan baik di kehidupan sehari-hari dan juga disetiap ritual/upacara Batak entah itu suka ataupun duka. Sejarah ulos dimulai ketika peradaban kebudayaan Batak muncul sebagai bentuk penghargaan siklus kehidupan., 07/09/2010   Acara adat ketiga adalah pada waktu kemalangan anggota keluarga meninggal dunia. Sesuai dengan fungsinya, ulos yang diserahkan oleh hulahula ada lima yakni ulos parsirangan, ulos saput , ulos tujung, ulos sampetua, ulos holong. Ulos parsirangan adalah ulos penutup jenazah seorang yang belum berumah tangga., Pengertian , Nama Dan Jenis Ulos Batak ... Sesuai dengan fungsinya, ulos yang diserahkan oleh hulahula ada lima yakni ulos parsirangan, ulos saput , ulos tujung, ulos sampetua, ulos holong. Ulos parsirangan adalah ulos penutup jenazah seorang yang belum berumah tangga. Makna pemberian ulos ini adalah sebagai tanda bahwa pihak hulahula tetap ..., Pengertian , Nama Dan Jenis Ulos Batak ... Sesuai dengan fungsinya, ulos yang diserahkan oleh hulahula ada lima yakni ulos parsirangan, ulos saput , ulos tujung, ulos sampetua, ulos holong. Ulos parsirangan adalah ulos penutup jenazah seorang yang belum berumah tangga. Makna pemberian ulos ini adalah sebagai tanda bahwa pihak hulahula tetap ..., 24/09/2014   Bila yang meninggal adalah orang yang sudah berkeluarga maka setelah hula hula mendapat/mendengar kabar tentang ini, maka di­sediakanlah sebuah ulos untuk tujung dan pihak Tulang menyediakan ulos saput . Pada waktu pemberian saput dari Tulang “Dison bere hupasahat hami dope sada ulos tu songon saput ni dagingmu, ulos parpudi laho mnopot ...Ulos sаput adalah sаlаh satu jenis ulos yаng dibuat dan digunаkan oleh batak tobа. Ulos sаput sering dikenakаn atau dipаkai dalam аcаra-аcara tertentu seperti dаlam acarа pernikаhan, rаpat, pesta, dаn lain sаput adаlah jenis ulos yang memiliki polа corak garis tebal di tepinyа dаn di bagiаn pinggirnya tidak menggunаkan motif. Corak garis tebаl ini diberi nаma dengаn ini beberapа bentuk ulos saput yang bisa аndа ketahui аda beberapа ulos yang bisa jadi koleksi аndа, salаh satunya аdalah ulos saput. Ulos sаput merupаkan sebuаh ulos yang berasаl dari daerah bаtаk toba. Nаma saput sendiri berаsal dari katа sаpua yаng artinya sejenis serbet. Keindаhan dari ulos ini membuat bаnyаk orang tertаrik dan ingin sаput merupakan salаh sаtu kain khаs bagi suku batаk yang terletak di provinsi sumaterа ini dibuat oleh masyаrakat batаk yаng beradа di daerah tobа, simalungun, dan karo dаn bisа dikatаkan ulos saput merupаkan ciri khas dari suku bаtаk saput dаpat menjadi wаrisan turun temurun kepada аnаk cucu dan bisа digunakan sebаgai pelengkap pakаiаn ketika аda acаra-acarа sаput adаlah sebuah ulos yаng berasal dari dаerаh natаl, sumatera utаra. Ulos ini dibuat dari benаng yаng dihasilkаn dari bulu sapi yаng dililitkan menjadi benang-benаng kecil sehinggа keseluruhannyа membentuk sebuah ulos. Ulos ini biasаnya digunakan untuk melаpisi sebuаh benda misаlnya topi, piring dan lаin-lain. Selain itu ulos ini juga digunаkаn untuk hiasаn dinding ataupun jendelа itu ulos ini juga digunаkаn padа saat аcara pernikahаn аtau upаcara аdat batak lаinnyа. Warnа warna yаng digunakan pun begitu beragаm sehinggа terlihat sаngat indah dаn itu ulos sаput? Ulos sаput adаlah salаh satu jenis ulos yang berasаl dаri daerаh nias selatаn. Kata saput sendiri berаsаl dari bаhasa inа sibawa dan memiliki аrti nаma. Jikа dilihat dari bentuknyа, ulos ini memiliki ciri khas dengan tambаhаn motif bunga pаda bagiаn luar ulos. Biasanyа motif bungа itu diisi dengan wаrna merah dаn saput adаlаh salаh satu dari sekiаn banyak ragаm motif ulos yаng asli berаsal dari suku bаtak karothe ulos is a trаditionаl hand woven textile originаting from batak people of north sumаtra, indonesia. It is used as а pаrt of their cultural trаdition and made into different pieces of clothing аnd example, the ulos is often used as а shаwl by women during special events such аs weddings and religious ceremonies. The color and pаttern of the ulos worn by women usually vary based on the culture аnd religion. For exаmple, the christian bаtak women wear а red or white ulos with geometric pattern for weddings, whereas for muslim woman in bаtаk community wears а red, yellow or white ulos with floral is аlso used to wrap babies as pаrt of their initiаtion ceremony to protect them from evil spirits. While men use the ulos to cover their shoulders during funerals. The color of the ulos worn by men аt funerals are usuаlly black but may also be grey, brown or blue depending on the culture аnd ulos cаn be seen as аn important cultural symbol аmong the batak community. Its significance wаs recognized by the government of indonesiа when it was included in their culturаl heritage list in 2012 under no 17/hipi/ making of ulos requires long hours of hаnd weaving
Manjaloharoro ni Tulang pasahat Ulos Saput (somalna jam 10.00 wib) Laos di acara i ma nasida mar acara penghiburan (pasahat hata apul-apul) MANOGOTNA DI NA MANJALO HARORO NI TULANG (Ulos Saput) MAKNA DAN ARTI KATA BATAK Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia. Nama ini merupakan sebuah terma kolektif untuk mengidentifikasikan

1MAKNA ULOS SAPUT ULOS TUJUNG DAN ULOS SAMPETUA DALAM UPACARA KEMATIAN BAGI SUKU BATAK TOBA DI DESA PARDUGUL KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh TUTUR SINURAT Nim 3101122058 JURUSAN PENDIDIKAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2015 2345ABSTRAK Tutur Sinurat, NIM. 3103122058. Makna Ulos saput, Ulos tujung dan Ulos sampetua Dalam Upacara Kematian Bagi Suku Batak Toba di Desa Pardugul Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir, Skiripsi. Fakultas Ilmu Sosial, Pendidikan Antropologi, Universitas Negeri Medan 2015 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upacara kematian suku batak Toba, apa pengertian ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua, dan bagaimana prosesi penyerahan ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua dan apa makna ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua dalam upacara kematian suku Batak Toba. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif mengenai makna ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua dalam upacara kematian suku Batak Toba di Desa Pardugul Kecamatan Pangururan kabupaten samosir. Adapun informan dalam penelitian ini adalah tokoh adat, masyarakat yang paham mengenai ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua khususnya bagi yang pernah menyerahkan ataupun menerima ulos tersebut. Dalam upacara adat kematian bagi suku Batak Toba di Desa Pardugul, Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir penyerahan ulos saput, ulos tujung atau ulos sampetua menjadi suatu hal yang sangat penting, sebab upacara pemberian ulos saput, ulos tujung atau ulos sampetua merupakan awal pelaksanaan tahapan upacara kematian. Dengan kata lain, sebelum ulos saput, ulos tujung atau ulos sampetua disampaikan maka tahapan-tahapan upacara selanjutnya tidak dapat dilaksanakan dan apabila ulos ini tidak ada dalam suatu upacara kematian dirasakan kurang sah ataupun kurang berhikmat hal ini disebabkan karena ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua memiki makna tersendiri bagi siapa yang menerimanya Kata Kunci Ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua- upacara kematian Suku Batak Toba 6KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas kasih, karunia dan Penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skiripsi yang berjudul “ Makna ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua dalam upacara kematian Bagi Suku Batak Toba di Desa Pardugul kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir”. Adapun Penulisan skiripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan bagi mahasiswa program S-1 jurusan Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik bahasa, penyampaian, tehnik penulisan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis, oleh karena itu besar harapan penulis agar para pembaca memberikan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan skiripsi ini. Banyak tantangan yang dihadapi oleh penulis selama perkuliahan hingga penyelesaian skiripsi ini, namun atas berkat dan Pertolongan Tuhan Yesus Kristus penulis diberi kekuatan dalam menjalani semua. Penulis berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu baik moral, materi dan tenaga dalam penyelesaian skripsi ini. Teristimewa penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orangtua Almarhum Ayah saya Terkasih K. Sinurat dan ibunda tersayang T. Br. Simbolon yang telah melahirkan dan membesarkan, merawat serta memenuhi kebutuhan hidup penulis selama ini. Pengorbanan dan jerih payah 7ii kedua orangtua tidak akan pernah terbalas dan doa yang penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus agar senantiasa memberikan kesehatan, panjang umur, rejeki dan selalu dalam naungan Tuhan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tulus atas dan perhatian dan peran serta kepada 1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Dr. H. Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan segenap fungisionaris Fakultas Ilmu Sosial-Universitas Negeri Medan. 3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, MPd, selaku pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 4. Ibu Dra. Puspitawati, selaku ketua program Studi Pendidikan Antropologi 5. Bapak Drs. Payerli Pasaribu selaku dosen pembingbing skripsi yang telah membantu penulis sampai akhir penulisan ini. Beliau senantiasa meluangkan waktu kapan saja untuk penulis meminta bimbingan dan arahan juga telah bersedia membantu memberi semangat, baik suka maupun duka. 6. Ibu Dra. Puspitawati, selaku dosen pembingbing akademik dan sekaligus dosen penguji I yang senantiasa memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis untuk bersemangat menyelesaikan tulisan ini 7. Bapak Eron Litno Damanik selaku dosen penguji II yang telah memberi arahan dan bantuan kepada penulis yang selalu memberikan arahan, masukan kepada penulis untuk mampu menyelesaikan skiripsi ini dengan baik dan benar. 88. Bapak Drs. Waston Malau selaku dosen penguji III yang selalu memberikan arahan ilmu dan yang selalu memberi nasehat, petunjuk, dan dukungan dalam penyelesaian skiripsi ini 9. Seluruh dosen-dosen di Jurusan Pendidikan Antropologi yang telah memberikan arahan ilmu dan yang selalu memberi nasehat, petunjuk, dan dukungan yang sangat luar biasa dan berharga. abang dan kakak saya tercinta dan seluruh keluarga besar yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih banyak atas doa dan dukungannya. Secara terkhusus kepada abang saya Victory Sinurat, dan kepada kakak saya Adehenka Sinurat, Herna Lely Sinurat, Arni W. Sinurat, Erni W. Sinurat, Junivera Sinurat, dan Ririsma Sinurat yang selalu membantu saya terkhusus masalah materi dan buat semangat, motivasi, nasehat, terimakasih penulis ucapkan semoga Tuhan Yesus senantiasa memberikan kesehatan dan kesuksesan kepada semua keluarga tercinta. yang terkasih Venson P. Naibaho terimakasih buat segala motivasi dukungan serta bantuannya selama proses ini yang setia menemani dan membantu penulis. Semoga semua harapan kita tercapai. saya, Lely Purba terimakasih buat kebersamaannya selama ini, terimakasih buat semua doa-doa dan dukungan semangatnya. Persahabatan kita tak akan pernah terlupakan dan semoga harapan dan cita-cita kita tercapai. Selamanya kamu ada di hati. Akhirnya kita selesai juga....!!! Wish U all the best.. 9iv PPLT SMK Negeri 1 Lumbanjulu 2013 Tobasa Sorta, Rismelia, Juwita, Tiwi, Astika, Sri, Leo, Arianto, Yusuf, Bernadi, Agus, Andre, Habibi, terimakasih buat dukungan doanya. Kebersamaan kurang lebih tiga bulan adalah kenangan terindah dan selamanya kalian ada dihati. pendikan Antropologi 2010 terkhusus buat Mustika Agara, Ramadhaniaty, Jou Pandiangan, Immanuel Sidebang, Laila Tuhusna dan Junedi Hutasoit, terimakasih buat kebersamaan nya selama ini. Penulis menyadari skiripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga Tuhan Selalu menyertai kita. Medan, Maret 2015 Penulis 10BAB I PENDAHULUAN Suku Batak Toba memiliki berbagai benda budaya yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat. Salah satu dari benda budaya itu adalah ulos. Ulos adalah sejenis kain adat hasil kerajinan tradisional suku Batak Toba. Ulos merupakan hasil karya yang penuh dengan nilai-nilai estetika dan sekaligus sebagai bagian dari hakekat dan keberadaan suku Batak Toba itu sendiri dan sebuah hasil karya yang telah memiliki makna nilai kultur yang tinggi serta mengandung makna sosial dan makna ekonomi. Kehidupan suku Batak Toba sangat kental dengan penggunaan kain ulos dalam kehidupan sehari-hari terutama pelaksanaan berbagai upacara adat seperti pernikahan, kelahiran, kematian, dan ritual lainnya di rasakan kurang sah tanpa ulos. Pada mulanya fungsi ulos adalah untuk menghangatkan badan, tetapi dalam perkembangan selanjutnya ulos dijadikan sebagai salah satu atribut dalam pelaksanaan adat. Pada pelaksanaan berbagai upacara adat, pemakaian atau penggunaan ulos bagi suku Batak Toba memiliki makna simbolik. Setiap ulos mempunyai raksa atau corakcorak tersendiri, tergantung sifat dan keadaan bagaimanaulos tersebut digunakan. Dari raksa atau motif ulos dapat diketahui pada waktu kapan ulos digunakan dan dalam acara apa. Secara garis besar, dari cara pemakaiannya ulos dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pertama, siabithononton dipakai dengan melilitkan dibagian tubuh sekitar dada dan pinggang. Ulos yang termasuk siabithononton ini 112 diantaranya adalah ulos ragiidup dan ulos sibolang. Kedua sihadangtononton dis andang diatas bahu, ulos yang termasuk sihadangtononton adalah ulos sirara dan ulos sitalitalihonontondililit di kepala, ulos yang termasuk sitalitalihononton diantaranyaulos mangiring. Ketiga aturan pemakaian ulos tersebut membawa pesan bahwa pemakaian ulos pada posisi yang tepat merupakan hal yang sangat penting, tidak saja terkait dengan keserasian dalam berpakaian tetapi juga terkait dengan makna-makna filosofis yang di kandungnya. Dengan kata lain, ulos tidak hanya berfuingsi sebagai penghangat dan lambang kasih sayang, melainkan juga sebagai simbol status sosial, alat komunikasi, dan lambang solidaritas. Terkait ulos sebagai ekspresi kasih sayang, maka dikenal ungkapan mangulosi. Dalam adat suku Batak Toba mangulosi memberikan ulos melambangkan pemberian kehangatan dan kasih sayang kepada penerima ulos. Dalam hal mangulosi, ada aturan umum yang harus dipatuhi, yaitu mangulosi hanya boleh dilakukan kepada orang yang mempunyai status kekerabatan atau sosial lebih rendah dari sipemberi ulos. Misalnya, orangtua boleh mangulosi anaknya tetapi sang anak tidak boleh mangulosi orangtuanya, hula-hula boleh mangulosi borunya tetapi boru tidak boleh, mangulosi hula-hulanya atau abang boleh mangulosi adiknya, tetapi adek tidak boleh mangulosi abangnya. Demikian juga dengan ulos yang hendak digunakan untuk mangulosi harus mempertimbangkan tujuan dari pemberian ulos tersebut. Misalnya hendak mangulosi boru yang akan melahirkan anak sulungnya, maka ulos yang diberikan 123 tamu kehormatan yang dapat memberikan perlindungan mangalinggomi, maka ulos yang digunakan adalah ulos ragiidup silingo. Ulos ragiidup silingome mpunyai motif seperti ukiran, serta “raginya” coraknya semuanya mengesank an, benar benar nampak hidup, itulah sebabnya ulos ini diberi nama ulos ragiidup silingo dan dibuat menjadi symbol hidup penghidupan. Ulos suku Batak Toba mempunyai banyak macam dan coraknya, seperti ulos sadum, ulos ragihotang, ulos sibolang, ulos bugis, ulos padang rusa dan ulos takkup,danulossimata. selain dari jenis ulos ini berdasarkan penuturan orang-orang-orang tua ragam ulos suku Batak Toba mencapai kurang lebih 57 jenis. Menurut adat yang berkembang di dalam masyarakat Desa Pardugul Kecamatan Panguruan Kabupaten Samosir, penggunaan ulos berlangsung minimal dalam tiga peristiwa atau kejadian yaitu pertama ketika anak baru lahir akan diberi ulos parompa atau ulos paralo-alo tondi, kedua pada saat perkawinan sepasang suami istri diberi ulos marjabu atau ulos hela. Pada saat peristiwa meninggal dunia di beri ulos saput, ulos tujung atau ulos sampetua. Pada saat penyerahan ulos saput, ulos tujung atau ulos sampetua Dalihan Natolu sangat berperan penting. Ulos saput adalah ulos yang diberikan Tulang untuk membungkus jenazah keponakannya yang meninggal dunia. Ulos tujung adalah ulos yang diberikan kepada suami atau istri dari orang yang meninggal dunia, disebut ulos tujung karena pada saat pemberian atau penyampaiannya di tujung atau di letakkan diatas kepala dari istri atau suami yang meninggal tersebut. Dengan kata lain jika yang meninggal suami yang menerima ulos 134 menerimaulostujungadalahsuami. Ulos tujung diberikan kepada suami atau istri seseorang yang meninggal dunia dalam keadaan masih ada anak nyang belum menikah. Ulos sampetua adalah ulos yang diberikan kepada suami atau istri seseorang yang meninggal dunia dalam keadaan anaknya sudah seluruhnya berumah tanga. Ulos sampetua dalam proses pemberianya hampir sama dengan ulos tujung hanya saja ulos sampetua tidak diletakkan diatas kepala sipenerima melainkan di semakkan diatas tujung dan ulos sampetua di Desa Pardugul pada umumnya diberikan oleh hula-hula dari orang yang meninggal dunia. Dalam upacara adat kematian bagi suku Batak Toba di Desa Pardugul, Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir penyerahan ulos saput, ulos tujung atau ulos sampetua menjadi suatu hal yang sangat penting, sebab upacara pemberian ulos saput, ulos tujung atau ulos sampetua merupakan awal pelaksanaan tahapan upacara kematian. Dengan kata lain, sebelum ulos saput, ulos tujung atau ulos sampetua disampaikan maka tahapan-tahapan upacara selanjutnya tidak dapat dilaksanakan. Dari kenyataaan tersebut tampaknya pemberian ulos saput, ulos tujung atau ulossampetua di Desa Pardugul, Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir diperkirakan memiliki makna tersendiri dan sangat penting. Berdasarkan kenyataan tersebut penulis tertarik meneliti tentang “Makna ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua dalam upacara kematian bagi suku Batak Toba di Desa Pardugul, Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir”. 145 Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah pada makna ulos saput, ulos tujungdanulos sampetua dalam upacara adat kematian bagi suku Batak Toba di Desa Pardugul Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir adalah sebagai berikut 1. Ulos di suku Batak Toba 2. Kedudukan pentingnyaulos bagi suku Batak Toba 3. Penggunaan ulos pada suku Batak Toba 4. Jenis ulos pada masyarakat Batak Toba 5. Yang berhak menerima ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua 6. Pengertianulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua 7. Proses pemberian ulos saput, ulos tujung atau dan sampetua 8. Penggunaan ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua 9. Makna ulos saput,ulos tujung dan ulos sampetua Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana upacara kematian suku Batak Toba? 2. Bagaimana prosesi atau tata cara penyerahan ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua? 156 Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini dilakukan adalah 1. Untuk mengetahui bagaimana upacara kematian suku Batak Toba 2. Untuk mengetahui bagaimana prosesi atau tata cara pemberian ulos tujung, ulos saput dan ulos sampetua 3. Untuk mengetahui makna dari ulos saput,ulos tujung dan ulos sampetua Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut 1. Memberikan pengetahuan bagi masyarakat akan kekhasan budaya yang di miliki masyarakat Batak Toba khususnya mengenai makna ulos saput, ulos tujung atau ulos sampetua di dalam upacara kematian bagi suku Batak Toba 2. Sebagai referensi dan masukan bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial UNIMED dan pihak dalam Melakukan penelitian yang sejenis. 3. Bagi penulis bermanfaat sebagai wawasan untuk melakukan penelitian yang lebih baik kedepannya. 16BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang diuraikan sebelumya dapat ditarik beberapa kesimpulan yang sekaligus menjawab permasalahan dalam penelitian ini. Kesimpulan tersebut antara lain 1. Dalam upacara adat kematian bagi suku Batak Toba di Desa Pardugul Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir, penyerahan ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua menjadi hal yang sangat penting, sebab upacara ataupun prosesi pemberian ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua merupakan awal pelaksanaan tahap upacara kematian. Dengan kata lain, sebelum ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua diserahkan ataupun disampaikan maka tahapan-tahapan upacara selanjutnya tidak dapat dilaksanakan. 2. Ulos saput sebuah ulos yang di serahkan hula-hula kepada jenazah, sebagai ulos parsirangan dari hula-hula nya. Jika yang meninggal suami maka yang memberikan ulos saputnya adalah hula-hula dari suami. Dan sebaliknya jika yang meninggal istri maka yang memberikan ulos saputnya adalah hula-hula dari si istri. Ulos ini diserahkan pada satu atau dua hari menjelang jenazah dikuburkan. Ulos tujung adalah, ulos yang diberikan oleh hula-hula, kepada yang di tinggalkan janda/ duda. Misalnya jika yang meninggal suami maka yang menerima tujung adalah istri yang diberikan hula-hula istri. Dan sebaliknya jika yang meninggal suami yang menerima ulos tujung adalah istri yang diberikan oleh hula-hula dari si istri. Ulos sampetua adalah ulos yang berikan oleh hula hula kepada seorang 1759 nya sudah berkeluarga dan sudah mempunyai cucu Misalnya jika yang meninggal suami maka yang menerima ulos sampetua adalah istri, dan sebaliknya jika yang meninggal istri yang menerima ulos sampetua adalah suami 3. Ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua memiliki makna tersendiri. Ulos saput memiliki makna supaya mayat selamat dalam perjalanan dan supaya semua yang di tinggalkan yang meninggal tidak terpuruk dalam kesedihan. Makna pemberian ulos tujung adalah mengambarkan bahwa tidak ada lagi teman hidup, tidak ada lagi teman berkunjung ke acara adat, dan ini menggambarkan bahwa tanggung jawab semakin besar. Jika yang meninggal suami, maka tanggung istri semakin berat, karena dia sudah sekaligus menjadi kepala rumahtangga, dan tujuan pemberian ulos ini supaya tetap kuat menjalani apapun yang terjadi tanpa teman sampetua memiliki makna sampe sampailah tua Berumur panjang dan di Berkati Tuhan, artinya semoga yang di tinggalkan berumur yang panjang dan dalam keadaan sehat walafiat. SARAN Melihat begitu dalam nya makna ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua dalam upacara kematian suku Batak Toba maka penulis mengemukakan beberapa saran yaitu 1. Upacara kematian bagi suku Batak Toba merupakan warisan religi suku Batak Toba. Upacara kematian ini selalu melibatkan ulos di dalamnya, yaitu ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua yang di anggap memiliki makna bagi siapa yang menerimanya. Pemberian ulos ini hendaknya tetap 1860 di lestarikan. Hal ini bertujuan untuk menghomarti leluhur yang terlebih dahulu melaksankan upacara kematian sarimatua maupun saurmatua. Oleh karena itu suku Batak Toba harus memperhatikan nilai kesakralan dan mempertahankan kemurnian pemberian ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua dalam upacara kematian. 2. Diharapkan kepada tokoh-tokoh adat menagajak warganya untuk memahami dan memaknai upacara ini dengan baik seperti sebenarnya dan mempertahankan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan dalam melaksanakan upacara yang telah menjadi kekhasan masyarakat desa Pardugul sehingga tidak terkesan mengedapankan kebudayaan orang lain di banding kebudayaan nya sendiri. 1958 DAFTAR PUSTAKA Alwi dkk 2005 Kamus Besar Bahasa Indonesia Tampubolon, O R Boksa, 1986. UlosBatak. Jakarta BPK. GunungMulia Dakung, Sudiarto. 1984. Ulos. Proyek Media Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Depdikbud. Debora. 2007. Keragaman Motif dan Makna Ulos Batak Toba di Desa Sigaol timur Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Medan Universitas Negeri Medan Koentjaraningrat. 1981. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta Rineka Cipta. .1992. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta Dian Rakyat. Siahaan, Binsar Muller, 2009. Parrambuan Adat Batak Dalihan Natolu. Jakarta BPK Gunung mulia SoekantoS, Soerjono, SuatuPengantar. Jakarta. CV Rajawali. Spradley. 2008. Metode Etnografi. Yokyakarta Tiara Wacana. Sryana. Ulos sebagai Resprentasi Identitas Batak Toba. Medan Universitas Sumatera Utara Sihombing. 1986. Filsafat Batak. Jakarta Balai Pustaka Jambar Hata. Jakarta 2059 Sumber Lain Pardede. 2005. Mengenal Ulos Batak dan Tata cara Penggunaannya. akses 10 juni 2014 Silaban. 2010. Kesatuan Makna Simbolis Pada Ulos.. akses 13 agustus 2014 Makna. Diakses 20 oktober Simanjuntak. 2012. Fungsi Ulos Batak Belum Tergantikan. diakses 10 juni 2014 1 Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini dilakukan adalah 1. Untuk mengetahui bagaimana upacara kematian suku Batak Toba 2. Untuk mengetahui bagaimana prosesi atau tata cara pemberian ulos tujung, ulos saput dan ulos sampetua 3. Untuk mengetahui makna dari ulos saput,ulos tujung dan ulos sampetua Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut 1. Memberikan pengetahuan bagi masyarakat akan kekhasan budaya yang di miliki masyarakat Batak Toba khususnya mengenai makna ulos saput, ulos tujung atau ulos sampetua di dalam upacara kematian bagi suku Batak Toba 2. Sebagai referensi dan masukan bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial UNIMED dan pihak dalam Melakukan penelitian yang sejenis. 3. Bagi penulis bermanfaat sebagai wawasan untuk melakukan penelitian yang lebih baik kedepannya. 258 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang diuraikan sebelumya dapat ditarik beberapa kesimpulan yang sekaligus menjawab permasalahan dalam penelitian ini. Kesimpulan tersebut antara lain 1. Dalam upacara adat kematian bagi suku Batak Toba di Desa Pardugul Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir, penyerahan ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua menjadi hal yang sangat penting, sebab upacara ataupun prosesi pemberian ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua merupakan awal pelaksanaan tahap upacara kematian. Dengan kata lain, sebelum ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua diserahkan ataupun disampaikan maka tahapan-tahapan upacara selanjutnya tidak dapat dilaksanakan. 2. Ulos saput sebuah ulos yang di serahkan hula-hula kepada jenazah, sebagai ulos parsirangan dari hula-hula nya. Jika yang meninggal suami maka yang memberikan ulos saputnya adalah hula-hula dari suami. Dan sebaliknya jika yang meninggal istri maka yang memberikan ulos saputnya adalah hula-hula dari si istri. Ulos ini diserahkan pada satu atau dua hari menjelang jenazah dikuburkan. Ulos tujung adalah, ulos yang diberikan oleh hula-hula, kepada yang di tinggalkan janda/ duda. Misalnya jika yang meninggal suami maka yang menerima tujung adalah istri yang diberikan hula-hula istri. Dan sebaliknya jika yang meninggal suami yang menerima ulos tujung adalah istri yang diberikan oleh hula-hula dari si istri. Ulos sampetua adalah ulos yang berikan oleh hula hula kepada seorang suami atau istri yang di tinggalkan atau disebut dengan saurmatua semua anak 3nya sudah berkeluarga dan sudah mempunyai cucu Misalnya jika yang meninggal suami maka yang menerima ulos sampetua adalah istri, dan sebaliknya jika yang meninggal istri yang menerima ulos sampetua adalah suami 3. Ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua memiliki makna tersendiri. Ulos saput memiliki makna supaya mayat selamat dalam perjalanan dan supaya semua yang di tinggalkan yang meninggal tidak terpuruk dalam kesedihan. Makna pemberian ulos tujung adalah mengambarkan bahwa tidak ada lagi teman hidup, tidak ada lagi teman berkunjung ke acara adat, dan ini menggambarkan bahwa tanggung jawab semakin besar. Jika yang meninggal suami, maka tanggung istri semakin berat, karena dia sudah sekaligus menjadi kepala rumahtangga, dan tujuan pemberian ulos ini supaya tetap kuat menjalani apapun yang terjadi tanpa teman sampetua memiliki makna sampe sampailah tua Berumur panjang dan di Berkati Tuhan, artinya semoga yang di tinggalkan berumur yang panjang dan dalam keadaan sehat walafiat. SARAN Melihat begitu dalam nya makna ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua dalam upacara kematian suku Batak Toba maka penulis mengemukakan beberapa saran yaitu 1. Upacara kematian bagi suku Batak Toba merupakan warisan religi suku Batak Toba. Upacara kematian ini selalu melibatkan ulos di dalamnya, yaitu ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua yang di anggap memiliki makna bagi siapa yang menerimanya. Pemberian ulos ini hendaknya tetap 4di lestarikan. Hal ini bertujuan untuk menghomarti leluhur yang terlebih dahulu melaksankan upacara kematian sarimatua maupun saurmatua. Oleh karena itu suku Batak Toba harus memperhatikan nilai kesakralan dan mempertahankan kemurnian pemberian ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua dalam upacara kematian. 2. Diharapkan kepada tokoh-tokoh adat menagajak warganya untuk memahami dan memaknai upacara ini dengan baik seperti sebenarnya dan mempertahankan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan dalam melaksanakan upacara yang telah menjadi kekhasan masyarakat desa Pardugul sehingga tidak terkesan mengedapankan kebudayaan orang lain di banding kebudayaan nya sendiri. 558 DAFTAR PUSTAKA Alwi dkk 2005 Kamus Besar Bahasa Indonesia Tampubolon, O R Boksa, 1986. UlosBatak. Jakarta BPK. GunungMulia Dakung, Sudiarto. 1984. Ulos. Proyek Media Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Depdikbud. Debora. 2007. Keragaman Motif dan Makna Ulos Batak Toba di Desa Sigaol timur Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Medan Universitas Negeri Medan Koentjaraningrat. 1981. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta Rineka Cipta. .1992. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta Dian Rakyat. Siahaan, Binsar Muller, 2009. Parrambuan Adat Batak Dalihan Natolu. Jakarta BPK Gunung mulia SoekantoS, Soerjono, SuatuPengantar. Jakarta. CV Rajawali. Spradley. 2008. Metode Etnografi. Yokyakarta Tiara Wacana. Sryana. Ulos sebagai Resprentasi Identitas Batak Toba. Medan Universitas Sumatera Utara Sihombing. 1986. Filsafat Batak. Jakarta Balai Pustaka Jambar Hata. Jakarta 6Sumber Lain Pardede. 2005. Mengenal Ulos Batak dan Tata cara Penggunaannya. akses 10 juni 2014 Silaban. 2010. Kesatuan Makna Simbolis Pada Ulos.. akses 13 agustus 2014 Makna. Diakses 20 oktober Simanjuntak. 2012. Fungsi Ulos Batak Belum Tergantikan. diakses 10 juni 2014

Kamis 31 Oktober 2019 di Bogor tepat di rumah duka Sinar Kasih Jalan Batu Tulis, Keluarga Manihuruk mengadakan Ulaon Adat Saurmatua : Inang Op. Michael Manihuruk boru Situmorang (Mama Heru). Acara dimulai dengan pasahat Ulos Saput, ulos parpudi, ulos parsirangan dan Ulos tutup batang dari Hulahula Situmorang. Selesai acara pasahat ulos saput dan tutup batang, langsung acara berikutnya pasahat Februari 10, 2023 Mandok Hata Mangampu Ulos Saput Ulos Tujung Sampe Tua Adat Batak from Mandok Hata Pasahat Ulos Mandok Hata Pasahat Ulos merupakan salah satu jenis puisi yang memiliki ciri khas dan budaya khas daerah Batak Toba. Mandok Hata Pasahat Ulos memiliki cara penyampaian yang unik, dimana menggunakan pemakaian bahasa yang sangat kental akan unsur budaya daerahnya. Mandok Hata Pasahat Ulos merupakan salah satu seni budaya yang sangat populer di daerah Batak Toba. Sejarah Mandok Hata Pasahat Ulos Mandok Hata Pasahat Ulos berasal dari kata 'mandok' yang berarti menyampaikan, 'hata' yang berarti kata-kata, dan 'pasahat ulos' yang berarti membawa pesan. Jadi dalam bahasa Batak Mandok Hata Pasahat Ulos berarti menyampaikan pesan. Sejarah Mandok Hata Pasahat Ulos berawal dari tradisi hari-hari raya Batak Toba, dimana sebelum mengadakan perayaan rakyat Batak Toba melakukan acara pemutaran Mandok Hata Pasahat Ulos. Ciri Khas dan Struktur Lirik Mandok Hata Pasahat Ulos Mandok Hata Pasahat Ulos memiliki ciri khas bahasa yang sangat kental dengan budaya daerah Batak Toba, sehingga membuat lirik Mandok Hata Pasahat Ulos menjadi sangat unik. Struktur lirik Mandok Hata Pasahat Ulos terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian awal dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari pemakaian metafor untuk menggambarkan keadaan, sedangkan bagian akhir berisi kalimat-kalimat yang menyampaikan pesan. Contoh Mandok Hata Pasahat Ulos Berikut ini adalah contoh Mandok Hata Pasahat Ulos yang dapat kamu coba "Nunga sai hulas holong ni ulaon, ias tong do holong ni Debata. Ro ma jolma na sadia, na tinompa holong ni Debata". Dalam bahasa Batak, kalimat tersebut berarti "Kita harus menjaga persahabatan yang kita punya, seperti persahabatan yang diberikan oleh Tuhan. Mari kita bersama-sama berpegang teguh pada persahabatan yang diberikan oleh Tuhan". Keunikan Mandok Hata Pasahat Ulos Mandok Hata Pasahat Ulos merupakan salah satu jenis puisi yang memiliki keunikan tersendiri. Hal ini dikarenakan Mandok Hata Pasahat Ulos merupakan salah satu seni budaya yang berasal dari daerah Batak Toba yang memiliki ciri khas tersendiri. Selain itu, Mandok Hata Pasahat Ulos juga memiliki struktur lirik yang unik dengan paduan metafor, kiasan dan pesan yang terdapat di dalamnya. Pemakaian Mandok Hata Pasahat Ulos di Era Modern Meskipun Mandok Hata Pasahat Ulos merupakan salah satu tradisi budaya yang berasal dari daerah Batak Toba, namun di era modern ini, Mandok Hata Pasahat Ulos telah menjadi salah satu jenis puisi yang cukup populer dan banyak digunakan. Mandok Hata Pasahat Ulos dapat ditemukan dalam karya-karya sastra modern seperti novel, lagu, ataupun puisi. Mandok Hata Pasahat Ulos juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang berharga dan berpengaruh. Quote from source "Mandok Hata Pasahat Ulos merupakan salah satu seni budaya yang sangat populer di daerah Batak Toba" - Kesimpulan Mandok Hata Pasahat Ulos merupakan salah satu seni budaya yang berasal dari daerah Batak Toba yang memiliki ciri khas tersendiri. Mandok Hata Pasahat Ulos memiliki struktur lirik yang unik dan paduan metafor dalam liriknya. Mandok Hata Pasahat Ulos juga dapat digunakan pada era modern untuk menyampaikan pesan-pesan yang berharga dan berpengaruh. Ketikaseorang laki-laki (baca: bere) meninggal tulang berkewajiban memberikan (baca: pasahat) Ulos Saput, sedangkan pada saat istri bere meninggal (baca: mabalu) tulang berkewajiban memberikan Ulos Tujung sehingga peran dan fungsi tulang pada Batak-Toba tidak terlepas dari berenya, baik selama hidup maupun ketika meninggal dunia. Sehingga

1MAKNA ULOS SAPUT ULOS TUJUNG DAN ULOS SAMPETUA DALAM UPACARA KEMATIAN BAGI SUKU BATAK TOBA DI DESA PARDUGUL KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh TUTUR SINURAT Nim 3101122058 JURUSAN PENDIDIKAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2345ABSTRAK Tutur Sinurat, NIM. 3103122058. Makna Ulos saput, Ulos tujung dan Ulos sampetua Dalam Upacara Kematian Bagi Suku Batak Toba di Desa Pardugul Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir, Skiripsi. Fakultas Ilmu Sosial, Pendidikan Antropologi, Universitas Negeri Medan 2015 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upacara kematian suku batak Toba, apa pengertian ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua, dan bagaimana prosesi penyerahan ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua dan apa makna ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua dalam upacara kematian suku Batak Toba. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif mengenai makna ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua dalam upacara kematian suku Batak Toba di Desa Pardugul Kecamatan Pangururan kabupaten samosir. Adapun informan dalam penelitian ini adalah tokoh adat, masyarakat yang paham mengenai ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua khususnya bagi yang pernah menyerahkan ataupun menerima ulos tersebut. Dalam upacara adat kematian bagi suku Batak Toba di Desa Pardugul, Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir penyerahan ulos saput, ulos tujung atau ulos sampetua menjadi suatu hal yang sangat penting, sebab upacara pemberian ulos saput, ulos tujung atau ulos sampetua merupakan awal pelaksanaan tahapan upacara kematian. Dengan kata lain, sebelum ulos saput, ulos tujung atau ulos sampetua disampaikan maka tahapan-tahapan upacara selanjutnya tidak dapat dilaksanakan dan apabila ulos ini tidak ada dalam suatu upacara kematian dirasakan kurang sah ataupun kurang berhikmat hal ini disebabkan karena ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua memiki makna tersendiri bagi siapa yang menerimanya 6KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas kasih, karunia dan Penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skiripsi yang berjudul “ Makna ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua dalam upacara kematian Bagi Suku Batak Toba di Desa Pardugul kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir”. Adapun Penulisan skiripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan bagi mahasiswa program S-1 jurusan Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik bahasa, penyampaian, tehnik penulisan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis, oleh karena itu besar harapan penulis agar para pembaca memberikan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan skiripsi ini. Banyak tantangan yang dihadapi oleh penulis selama perkuliahan hingga penyelesaian skiripsi ini, namun atas berkat dan Pertolongan Tuhan Yesus Kristus penulis diberi kekuatan dalam menjalani semua. Penulis berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu baik moral, materi dan tenaga dalam penyelesaian skripsi ini. 7ii kedua orangtua tidak akan pernah terbalas dan doa yang penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus agar senantiasa memberikan kesehatan, panjang umur, rejeki dan selalu dalam naungan Tuhan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tulus atas dan perhatian dan peran serta kepada 1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Dr. H. Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan segenap fungisionaris Fakultas Ilmu Sosial-Universitas Negeri Medan. 3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, MPd, selaku pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 4. Ibu Dra. Puspitawati, selaku ketua program Studi Pendidikan Antropologi 5. Bapak Drs. Payerli Pasaribu selaku dosen pembingbing skripsi yang telah membantu penulis sampai akhir penulisan ini. Beliau senantiasa meluangkan waktu kapan saja untuk penulis meminta bimbingan dan arahan juga telah bersedia membantu memberi semangat, baik suka maupun duka. 6. Ibu Dra. Puspitawati, selaku dosen pembingbing akademik dan sekaligus dosen penguji I yang senantiasa memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis untuk bersemangat menyelesaikan tulisan ini 88. Bapak Drs. Waston Malau selaku dosen penguji III yang selalu memberikan arahan ilmu dan yang selalu memberi nasehat, petunjuk, dan dukungan dalam penyelesaian skiripsi ini 9. Seluruh dosen-dosen di Jurusan Pendidikan Antropologi yang telah memberikan arahan ilmu dan yang selalu memberi nasehat, petunjuk, dan dukungan yang sangat luar biasa dan berharga. abang dan kakak saya tercinta dan seluruh keluarga besar yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih banyak atas doa dan dukungannya. Secara terkhusus kepada abang saya Victory Sinurat, dan kepada kakak saya Adehenka Sinurat, Herna Lely Sinurat, Arni W. Sinurat, Erni W. Sinurat, Junivera Sinurat, dan Ririsma Sinurat yang selalu membantu saya terkhusus masalah materi dan buat semangat, motivasi, nasehat, terimakasih penulis ucapkan semoga Tuhan Yesus senantiasa memberikan kesehatan dan kesuksesan kepada semua keluarga tercinta. yang terkasih Venson P. Naibaho terimakasih buat segala motivasi dukungan serta bantuannya selama proses ini yang setia menemani dan membantu penulis. Semoga semua harapan kita tercapai. 9iv PPLT SMK Negeri 1 Lumbanjulu 2013 Tobasa Sorta, Rismelia, Juwita, Tiwi, Astika, Sri, Leo, Arianto, Yusuf, Bernadi, Agus, Andre, Habibi, terimakasih buat dukungan doanya. Kebersamaan kurang lebih tiga bulan adalah kenangan terindah dan selamanya kalian ada dihati. pendikan Antropologi 2010 terkhusus buat Mustika Agara, Ramadhaniaty, Jou Pandiangan, Immanuel Sidebang, Laila Tuhusna dan Junedi Hutasoit, terimakasih buat kebersamaan nya selama ini. Penulis menyadari skiripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga Tuhan Selalu menyertai kita. Medan, Maret 2015 Penulis 10BAB I PENDAHULUAN Suku Batak Toba memiliki berbagai benda budaya yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat. Salah satu dari benda budaya itu adalah ulos. Ulos adalah sejenis kain adat hasil kerajinan tradisional suku Batak Toba. Ulos merupakan hasil karya yang penuh dengan nilai-nilai estetika dan sekaligus sebagai bagian dari hakekat dan keberadaan suku Batak Toba itu sendiri dan sebuah hasil karya yang telah memiliki makna nilai kultur yang tinggi serta mengandung makna sosial dan makna ekonomi. Kehidupan suku Batak Toba sangat kental dengan penggunaan kain ulos dalam kehidupan sehari-hari terutama pelaksanaan berbagai upacara adat seperti pernikahan, kelahiran, kematian, dan ritual lainnya di rasakan kurang sah tanpa ulos. Pada mulanya fungsi ulos adalah untuk menghangatkan badan, tetapi dalam perkembangan selanjutnya ulos dijadikan sebagai salah satu atribut dalam pelaksanaan adat. Pada pelaksanaan berbagai upacara adat, pemakaian atau penggunaan ulos bagi suku Batak Toba memiliki makna simbolik. Setiap ulos mempunyai raksa atau corakcorak tersendiri, tergantung sifat dan keadaan bagaimanaulos tersebut digunakan. Dari raksa atau motif ulos dapat diketahui pada waktu kapan ulos digunakan dan dalam acara apa. 112 diantaranya adalah ulos ragiidup dan ulos sibolang. Kedua sihadangtononton dis andang diatas bahu, ulos yang termasuk sihadangtononton adalah ulos sirara dan ulos sitalitalihonontondililit di kepala, ulos yang termasuk sitalitalihononton diantaranyaulos mangiring. Ketiga aturan pemakaian ulos tersebut membawa pesan bahwa pemakaian ulos pada posisi yang tepat merupakan hal yang sangat penting, tidak saja terkait dengan keserasian dalam berpakaian tetapi juga terkait dengan makna-makna filosofis yang di kandungnya. Dengan kata lain, ulos tidak hanya berfuingsi sebagai penghangat dan lambang kasih sayang, melainkan juga sebagai simbol status sosial, alat komunikasi, dan lambang solidaritas. Terkait ulos sebagai ekspresi kasih sayang, maka dikenal ungkapan mangulosi. Dalam adat suku Batak Toba mangulosi memberikan ulos melambangkan pemberian kehangatan dan kasih sayang kepada penerima ulos. Dalam hal mangulosi, ada aturan umum yang harus dipatuhi, yaitu mangulosi hanya boleh dilakukan kepada orang yang mempunyai status kekerabatan atau sosial lebih rendah dari sipemberi ulos. Misalnya, orangtua boleh mangulosi anaknya tetapi sang anak tidak boleh mangulosi orangtuanya, hula-hula boleh mangulosi borunya tetapi boru tidak boleh, mangulosi hula-hulanya atau abang boleh mangulosi adiknya, tetapi adek tidak boleh mangulosi abangnya. Demikian juga dengan ulos yang hendak digunakan untuk mangulosi harus mempertimbangkan tujuan dari pemberian ulos tersebut. Misalnya hendak mangulosi boru yang akan melahirkan anak sulungnya, maka ulos yang diberikan 123 tamu kehormatan yang dapat memberikan perlindungan mangalinggomi, maka ulos yang digunakan adalah ulos ragiidup silingo. Ulos ragiidup silingome mpunyai motif seperti ukiran, serta “raginya” coraknya semuanya mengesank an, benar benar nampak hidup, itulah sebabnya ulos ini diberi nama ulos ragiidup silingo dan dibuat menjadi symbol hidup penghidupan. Ulos suku Batak Toba mempunyai banyak macam dan coraknya, seperti ulos sadum, ulos ragihotang, ulos sibolang, ulos bugis, ulos padang rusa dan ulos takkup,danulossimata. selain dari jenis ulos ini berdasarkan penuturan orang-orang-orang tua ragam ulos suku Batak Toba mencapai kurang lebih 57 jenis. Menurut adat yang berkembang di dalam masyarakat Desa Pardugul Kecamatan Panguruan Kabupaten Samosir, penggunaan ulos berlangsung minimal dalam tiga peristiwa atau kejadian yaitu pertama ketika anak baru lahir akan diberi ulos parompa atau ulos paralo-alo tondi, kedua pada saat perkawinan sepasang suami istri diberi ulos marjabu atau ulos hela. Pada saat peristiwa meninggal dunia di beri ulos saput, ulos tujung atau ulos sampetua. Pada saat penyerahan ulos saput, ulos tujung atau ulos sampetua Dalihan Natolu sangat berperan penting. Ulos saput adalah ulos yang diberikan Tulang untuk membungkus jenazah keponakannya yang meninggal dunia. Ulos tujung adalah ulos yang diberikan kepada suami atau istri dari orang yang meninggal dunia, disebut ulos tujung karena pada saat pemberian atau penyampaiannya di tujung atau di letakkan diatas kepala dari istri atau suami yang meninggal tersebut. Dengan kata lain jika yang meninggal suami yang menerima ulos 134 menerimaulostujungadalahsuami. Ulos tujung diberikan kepada suami atau istri seseorang yang meninggal dunia dalam keadaan masih ada anak nyang belum menikah. Ulos sampetua adalah ulos yang diberikan kepada suami atau istri seseorang yang meninggal dunia dalam keadaan anaknya sudah seluruhnya berumah tanga. Ulos sampetua dalam proses pemberianya hampir sama dengan ulos tujung hanya saja ulos sampetua tidak diletakkan diatas kepala sipenerima melainkan di semakkan diatas tujung dan ulos sampetua di Desa Pardugul pada umumnya diberikan oleh hula-hula dari orang yang meninggal dunia. Dalam upacara adat kematian bagi suku Batak Toba di Desa Pardugul, Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir penyerahan ulos saput, ulos tujung atau ulos sampetua menjadi suatu hal yang sangat penting, sebab upacara pemberian ulos saput, ulos tujung atau ulos sampetua merupakan awal pelaksanaan tahapan upacara kematian. Dengan kata lain, sebelum ulos saput, ulos tujung atau ulos sampetua disampaikan maka tahapan-tahapan upacara 145 Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah pada makna ulos saput, ulos tujungdanulos sampetua dalam upacara adat kematian bagi suku Batak Toba di Desa Pardugul Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir adalah sebagai berikut 1. Ulos di suku Batak Toba 2. Kedudukan pentingnyaulos bagi suku Batak Toba 3. Penggunaan ulos pada suku Batak Toba 4. Jenis ulos pada masyarakat Batak Toba 5. Yang berhak menerima ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua 6. Pengertianulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua 7. Proses pemberian ulos saput, ulos tujung atau dan sampetua 8. Penggunaan ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua 9. Makna ulos saput,ulos tujung dan ulos sampetua Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana upacara kematian suku Batak Toba? 2. Bagaimana prosesi atau tata cara penyerahan ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua? 156 Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini dilakukan adalah 1. Untuk mengetahui bagaimana upacara kematian suku Batak Toba 2. Untuk mengetahui bagaimana prosesi atau tata cara pemberian ulos tujung, ulos saput dan ulos sampetua 3. Untuk mengetahui makna dari ulos saput,ulos tujung dan ulos sampetua Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut 1. Memberikan pengetahuan bagi masyarakat akan kekhasan budaya yang di miliki masyarakat Batak Toba khususnya mengenai makna ulos saput, ulos tujung atau ulos sampetua di dalam upacara kematian bagi suku Batak Toba 2. Sebagai referensi dan masukan bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial UNIMED dan pihak dalam Melakukan penelitian yang sejenis. 16BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang diuraikan sebelumya dapat ditarik beberapa kesimpulan yang sekaligus menjawab permasalahan dalam penelitian ini. Kesimpulan tersebut antara lain 1. Dalam upacara adat kematian bagi suku Batak Toba di Desa Pardugul Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir, penyerahan ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua menjadi hal yang sangat penting, sebab upacara ataupun prosesi pemberian ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua merupakan awal pelaksanaan tahap upacara kematian. Dengan kata lain, sebelum ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua diserahkan ataupun disampaikan maka tahapan-tahapan upacara selanjutnya tidak dapat dilaksanakan. 1759 nya sudah berkeluarga dan sudah mempunyai cucu Misalnya jika yang meninggal suami maka yang menerima ulos sampetua adalah istri, dan sebaliknya jika yang meninggal istri yang menerima ulos sampetua adalah suami 3. Ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua memiliki makna tersendiri. Ulos saput memiliki makna supaya mayat selamat dalam perjalanan dan supaya semua yang di tinggalkan yang meninggal tidak terpuruk dalam kesedihan. Makna pemberian ulos tujung adalah mengambarkan bahwa tidak ada lagi teman hidup, tidak ada lagi teman berkunjung ke acara adat, dan ini menggambarkan bahwa tanggung jawab semakin besar. Jika yang meninggal suami, maka tanggung istri semakin berat, karena dia sudah sekaligus menjadi kepala rumahtangga, dan tujuan pemberian ulos ini supaya tetap kuat menjalani apapun yang terjadi tanpa teman sampetua memiliki makna sampe sampailah tua Berumur panjang dan di Berkati Tuhan, artinya semoga yang di tinggalkan berumur yang panjang dan dalam keadaan sehat walafiat. SARAN Melihat begitu dalam nya makna ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua dalam upacara kematian suku Batak Toba maka penulis mengemukakan beberapa saran yaitu 1860 di lestarikan. Hal ini bertujuan untuk menghomarti leluhur yang terlebih dahulu melaksankan upacara kematian sarimatua maupun saurmatua. Oleh karena itu suku Batak Toba harus memperhatikan nilai kesakralan dan mempertahankan kemurnian pemberian ulos saput, ulos tujung dan ulos sampetua dalam upacara kematian. 1958 DAFTAR PUSTAKA Alwi dkk 2005 Kamus Besar Bahasa Indonesia Tampubolon, O R Boksa, 1986. UlosBatak. Jakarta BPK. GunungMulia Dakung, Sudiarto. 1984. Ulos. Proyek Media Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Depdikbud. Debora. 2007. Keragaman Motif dan Makna Ulos Batak Toba di Desa Sigaol timur Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Medan Universitas Negeri Medan Koentjaraningrat. 1981. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta Rineka Cipta. .1992. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta Dian Rakyat. Siahaan, Binsar Muller, 2009. Parrambuan Adat Batak Dalihan Natolu. Jakarta BPK Gunung mulia SoekantoS, Soerjono, SuatuPengantar. Jakarta. CV Rajawali. Spradley. 2008. Metode Etnografi. Yokyakarta Tiara Wacana. Sryana. Ulos sebagai Resprentasi Identitas Batak Toba. Medan Universitas Sumatera Utara Sihombing. 1986. Filsafat Batak. Jakarta Balai Pustaka Jambar Hata. Jakarta 2059 Sumber Lain Pardede. 2005. Mengenal Ulos Batak dan Tata cara Penggunaannya. akses 10 juni 2014 Silaban. 2010. Kesatuan Makna Simbolis Pada Ulos.. akses 13 agustus 2014 Makna. Diakses 20 oktober Simanjuntak. 2012. Fungsi Ulos Batak Belum Tergantikan. diakses 10 juni 2014

Ihurihur tu Tulang silehon saput . j. pohu ( tango tango .tambahan tu jambar somba somba .) k. Jambar na tading di suhut . Catatan : Molo hompal ulu gabe jambar ni panambak ( sipitudai ) ,rusuk galapang ma jambar ni Hula hula ni na monding .somba somba ma jambar ni sude tulang dohot hula hula . Anggo ihur ihur hot do jambar ni sipasahat saput .

PASAHAT ULOS DI NAMONDING SAPUT DOHOT TUJUNG Namasa di Toba Holbung Laguboti dohot nahumaliangna, molo monding dakdanak manang dolidoli/anak boru naso hot ripe dope langsung do natorasna mambahen ulos saputna. Alana molo so hot ripe dope holan natorasna do nirahutan ni adat tu na monding i. Ndang adong acara khusus di na pasahathon saput tu sisongon on. On ma sada perbedaan ni halak batak molo so hot ripe dope dibagasan adat. Molo naung hot ripe marujung ngolu, pasahaton ma ulos saput dohot tujung tu na manghabaluhon. Napasahathon ulos saput dohot tujung, hulahula do. Parjolo ma dipasahat ulos saput tu namonding dung i mangihut tu napasahathon ulos tujung tu namanghabaluhon. Ai tangkas do, jolo adong do namonding asa adong namabalu. Di tingki na mamungka parsaripeon, hulahula natoras ni boru muli do na parjolo sahali pasahathon ulos naginoaran ULOS HELA. Songon i do molo adong namabalu di parsaripeon i, hulahula do na pasahathon ulos saput tu hela manang boruna dohot tujung tu na manghabaluhon. Note – Di Toba Holbung Laguboti, napasahat ulos saput dohot tujung ima hulahula Alasanna Dinamamungka parsaripeon keluarga on, naparjolo pasahathon ulos tunasida ima hulahula natoras ni boru muli. Jadi molo adong namabalu, hulahula ma napasahathon ulos saput tu namonding dohot tujung tu na manghabaluhon. – Di luat naasing, napasahat ulos saput ima tulang, napasahat ulos tujung ima hulahula. Alasanna Ditingki sorang berena, ro do tulangna pasahathon bajubajuna, jadi napasahathon ulos saputna ima tulangna. – Alai sian pengamatan ni panurat, ndang tu sude bere dipasahat tulang bajubajuna di tingki parsorang ni bere i, jadi ndang tepat alasan i asa gabe tulang na pasahathon ulos saput. Jadi lebih tepat do na niulahon ni Toba Holbung. Alai hata ni natuatua mandok ASING DUHUTNA OLO DO ASING SIHAPORNA ASING LUATNA OLO DO ASING ADATNA PASAHAT TUJUNG SAMPETUA Ulos tujung sampetua dipasahat ma i tu namabalu molo nunga balgabalga pahompuna jala nunga hot ripe sude ianahonna, jadi dang ulos tujung be goarna. Di tingki napasahathon ulos tujung sampetua on, holan satongkin nama ditujunghon ulos i, jala laos di tingki i dipeakhon ma di abara ni namabalu i. PASAHAT ULOS HOLONG Tingki soadong dope formalin, dung ± 2dua ari pintor ditutup do batang ni namate i. Di lem do batang i asa unang muap tu ruar. Najolo gadong do dilompa laho mambahen lem asa manutup angka ruangaruang naadong di batang i. Dung masak gadong i, diduda ma didalhophon ma gadong naniduda i tu angka ruangruang na i jadi dang muap be. Dung sidung acara manutup batang di jabu, dipatuat ma tu alaman ianggo na manutup batang dongantubu dohot boruna do. Ditingki acara di alaman, molo adong sian horong ni tulang tulang, tulang rorobot, bona tulang, bona niari na naeng pasahat ulos holong dope, tu ginjang ni batang i nama dipeakhon huhut didok hatana pasahathon. Ise pinompar ni namonding na mambuat ulos sian ginjang ni batang i, ibana ma napasahat pisopiso tu silehon ulos i. Ditingki saonarion nunga adong be formalin jadi boi do bertahan bangke i manang pigapiga ari so pola muap nang pe bungka batang. Jala tulang tulang, tulang rorobot, bona tulang, bona niari na naeng pasahat ulos holong, tu namangolu nama dipasahat pinompar ni mamonding i ndang be tu namate, ima ulos holong. Boi do ulos holong on dipasahat di tingki – Acara di jabu Dung sidung pasahat saput dohot tujung, pintor mangihut ma tulang tulang, tulang rorobot, bona tulang, bona niari molo naeng pasahat ulos holongnasida. – Acara di alaman Dung dapot tingki ni hulahula dohot angka tulang mandok hata, dison ma kesempatan dinasida pasahat ulos holong. – Ditingki pasahat hata togartogar Adong do na pasahathon ulos holong di tingki na pasahat hata togartogar, parjolo ma napasahathon ulos holong baru diuduti hata togartogar. Molo napasahathon ulos holong dumenggan ma di tingki acara di jabu. MAMUNGKA TUJUNG Songonon ma pangulahonna i. Parjolo mambungka tujung Nuaeng hubungka tujung on anggiat ma bungka panggabean parhorasan tu ho boru/ito/lae tumpahon ni Amanta Debata ii. Manuapi Husuapi ma ho boru/ito/lae, ias ma ilu sian simalolongmu. Angka silas ni roha ma dipasahat Tuhanta di ho boru/ito/lae dohot di hita saluhutna tu joloan ni ari on huhut disuapi tolu hali iii. Mangalehon mangan Pangan ma indahan dohot dengke on asa margogo ho mangula ulaonmu asa boi parmudumuduonmu anakhonmi huhut disulangkon 3 hali iv. Painumhon Inum ma mual sitiotio on asa anggiat ma tio angka pansamotan tumpahan ni Amanta Debata di borungku/ibotongku/laengku nang di hita saluhutna huhut dipainumhon tolu hali v. Pasahat parbue gabe Pir ma tondim pir sahalam mangiringiring sude pomparanmi donganmu sarimatua huhut di jomput jala dibahen disimajujung ni namabalu. Dung sidung didok hatana, disaburhon ma parbue i tolu hali tu ginjang ni nahundul disi huhut didok, Horas…Horas…Horas. Ditingki namamungka tujung, tongtong do hulahula pasahat dengke tu pamoruonna. Molo namabalu i ndang dope marpahompu, pamoruon paradehon juhut rambingan patuduhon na dangol situtu do namasa i. Molo tung pe namarhosa diseat tong do disangsang i sude sopola adong namargoarna. Di ulaon matipul ulu/matompas tataring ndang masa marbagi jambar. Molo nunga marpahompu namabalu i nunga adong silas ni roha, pamoruon paradehon juhut dohot namargoarna, tudutudu nisipanganon on jotjot do dipeakhon di tongatonga ni adopan sian pangidoan ni hulahula asa sude nampunasa. Dung sidung i sude diulahon, marsipanganon ma, namamilang tangiang mangan pamoruon do. Andorang so dipungka dope mandok hata, jolo dibagi ma parjambaran tudutudu ni sipanganon jala marpanungkun do tu hulahula boha parturena. Hulahula mangalusi, “Bagihamu ma songon dia namasa di hutamuna on”. Dibagi pamoruon ma jala dipasahat hombar tu angka ingananna. Dung singkop sude parpeak ni jambar diuduti ma tu namandok hata togartogar sian horong hulahula. Molo dung marpahompu namabalu, pasahaton do pisopiso tu hulahula dohot horong tulang, tu namangudurhon naginonghon pe lehonon do pasi tuak na tonggi andorang so mangampu dope. Di tingki mamungka tujung dang dohot namabalu mangampu. Dung sidung diampu hasuhuton, dipasahat ma muse tu hulahula asa ditutup dohot ende/tangiang. Dung i, marhehean na uli ma. Dung hirahira 3-7 ari ro do muse hulahula, dongan tubu, boru, bere dohot dongan sahuta manogarnogari. Di ulaon manogari on namabalu nunga dohot mangampu hata. Tong do di ulaon manogarnogari pe hulahula ma na manutup dohot tangiang. Dienet sian RIM NI TAHI Pasaribu Parlintong, Ultop a traditional pop gun made from bamboo

Jaditata cara penyerahan ulos ini hanya diherbangkan di atas peti mayat tersebut dengan tentu disertai ucapan-ucapan pepatah-petitih Batak Toba oleh Tulang sebagai kata-kata penghiburan kepada keluarga berenya yang berdukacita. Biasanya ulos yang dipakai sebagai ulos adat yang diberi nama ulos Saput dan ulos Tujung adalah dari jenis Sibolang.
October 10, 2020 March 7, lirik lagu ulos saput. Bereng ma inong tangis ni da tulang i. Bereng ma inong pangandung ni nantulang i. Pasahat ulos saput i ulos parsirangan i. Na sian tulang i. Bereng ma inong iluni natorop i. Bereng ma inong pangangguk ni da gellengmon. Pa adop-adop bakkemi napeak di tonga jabu i. Jabu na pinukkami. Di nasorang ho inong na uju i. Humalaput do da tulang mi. Lao mamboan ulos paroppa mi. Nang songon i aek ni utte i. Di na marujung ho inong da na burju. Pittor ro do da tulang i. Lao pasahathon ulos saput i. Ima ulos parsirangan i. Di parmondingmon inong. Jaloon nami ma hape. Ima ulos holong i. Na sian tulang i Bereng ma inong ilu ni natorop i. Bereng ma inong pangangguk ni da gellengmon. Paadop-adop bakkemi. Napeak di tonga jabu i. Jabu na pinukka mi. Di na sorang ho inong na uju i. Humalaput do da tulang mi. Lao mamboan ulos paroppa mi. Nang songon i aek ni utte i. Di na marujung ho inong da na burju. Pittor ro do da tulang i. Lao pasahathon ulos saput i. Ima ulos parsirangan i. Di parmondingmon inong. Jaloon nami ma hape. Ima ulos holong i. Na sian tulang i. Di parmondingmon inong. Jaloon nami ma hape. Ima ulos holong i. Na sian tulang i. Related videos Watch LaterAdded Watch LaterAdded Watch LaterAdded Watch LaterAdded Watch LaterAdded Watch LaterAdded JENISJENIS ULOS BATAK 1. Ulos Antakantak 2. Ulos Bintang Maratur 3. Ulos Bolean Ulos Sibolang bisa dikatakan sebagai simbol duka cita, yang di pakai sebagai Ulos Saput (orang dewasa yang meninggal tapi belum punya cucu) dan di pakai juga sebagai Ulos Tujung untuk Janda dan Duda dengan kata lain kepada laki-laki yang ditinggal mati oleh FilterFashion WanitaPakaian Adat WanitaBatik WanitaMakanan & MinumanMakanan KeringTepungMasukkan Kata KunciTekan enter untuk tambah kata 262 produk untuk "ulos passamot" 1 - 60 dari 262UrutkanAdUlos sadum raja jumbo PusatRosy 7Adulos ragi hotang jelly atau ulos PusatTATA ULOSAdUlos Hela/ Ulos PusatMandumpang Jaya MandiriAdulos ragi hotang ful mas atau ulos PusatTATA 7AdUlos Ragi hotang PusatRosy 2ulos ragihidup/pucca/passamot/ Pusattoko siboru 1Ulos Ragi Hidup Ulos Passamot Ulos Ragihidup Toba PusatMikha Galery Songketulos passamot ulos pucca ulos saput ulos Pusattoko siboru paungulos pucca ulos passamot ulos ragihidup ulos Pusattoko siboru paungulos ragihidup ulos pucca ulos passamot tenun sisi Pusattoko siboru paungTerjual 1 PurbaMarpadan Dengan Lumban Batu Pasaribu Marpadan Dengan Damanik Sinaga Bonor Suhut Ni Huta Marpadang Dengan Situmorang Suhut Ni Huta Sinaga Bonor Suhut Ni Huta Marpadan Dengan Pandeangan Suhut Nihuta Gultom Marpadan Dengan Pandiangan Itulah Marga-Marga Batak Yang Marpadan Dan tidak boleh saling mengawini/Menikahi. 2.Namarito/Semarga Warga Mandok Hata Pasahat Ulos Tujung Dan Pasahat Ulos Saput Pada Adat Batak. Ulos Tujung Atau Ulos saput merupakan salah satu ulos yang digunakan atau diberikan dalam upacara adat kematian Pada Suku Ilustrasi Pasahat Ulos source Tujung Akan Dikenakan dikepala Orang yang Ulos Saput adalah Ulos yang diberikan atau dikenakan pada orang yang meninggal sebelum di kuburkan/ Saput Hanya di pakaikan Pada Jenazah yang sudah menikahMarhasohotan.Bagi orang yang meninggal namun belum menikah biasanya akan langsung Jenazah laki-laki biasanya Ulos Saput akan diberikan oleh tulangsaudara Laki-laki Dari Ibu yang meninggal.Sementara untuk jenazah perempuan Ulos saput akan diberikan oleh Saudara laki-laki atau ito dari Jenazah Tujung Biasanya Berdampingan Dengan Ulos postingan Artikel ini akan dijelaskan Contoh Mandok Hata Bahasa Batak Ketika memberikan Ulos TujungPasahat Ulos Tujung Dan Mandok Hata Ketika Memberikan Ulos SaputPasahat Ulos Saput. Hata Pasahat Ulos Tujung Mandok Hata Pasahat Ulos Tujung Dari Hula-hula Degan Menyiapkan Ulos Sibolang Adalah Sebagai Berikut“Hamu ito ! Dipaporsanthon Tuhanta do tu hamu nuaen sada sitaonon na dokdok. Huantuasi hami do ito, tung mansai borat do sitaonon on tu hamu na songon udan na so hasaongan, songon alogo na so hapudian. Alai ingot hamu ito, ndada holan hamu mamorsan na dodok i, dohot do nang hami hulahulamuna. I ma umbahen na ro hami nueng mandapothon hamu tu son laho mambahen tujungmuna. Simbol manang tanda do ito on, paboahon tu hamu na adong do hamu hulahulamuna na mangkaholongi hamu. Nuaeng ito jalo hamu ma tujung on. Ditunjungkon ma Ulos i tu atas simanjujung nasida, jala diuduti hatana. Jadi ale ito, songon tujungi naung ampe nuaeng di manjujungmuna, songon i ma dohot holong ni rohanami dohot tangiangnami mandongani hamu dohot angka berenami i sude. Angkup ni i, ingot hamu ito, hatani Tuhanta na mandok “Ahu do ama di angka na mabalu dohot diangka dakdanak na so marama”Jadi na mabalu na olo manjalo jala mangkaporseai hata i ndang pola be mabiar manang ganggu di hangoluan siapari, ai Tuhanta do silehon I sude. On pe ito, sai hipas ma angka berenami i, songon i nang hamu sai hipas sahat tu na sarimatua patureture Nasida. Selesai,Maka Akan diikuti hata mangampu yang biasanya dari SudaraKahanggi Dari yang Mabalu Dengan mengucapkan Kata Seperti berikut;“ Hamu hulahulanami, na huparsangapi hami, songon hata ni angka omputa sijolo jolo tubu Hamu hulahula do di hami songon mula di mata nia ari binsar silehon pasu-pasu songon wakil ni Tuhan. Mauliate rajanami jala malambok pusu siala haroromuna dohot pemabahenanmuna na pataridahon holong ni rohamuna di inanami na marsitaonon on dohot di angka ianokkonnami i laos songon I dohot di hami saluhutna na ditinggalhon ni amanami na moding on. Nungga diampehon hamu tujung di atas simanjujung ni inanami on, jala di paboa hamu tanda do I na pataridahon holong ni rohamuna. I ma tutu rajanami, toho do I, jala diparnidaannami pe holan tujung I do na tarida ampe di simanjujung ni inanami on, ianggo na situtuna tangan ni hamu hulahulanami do na ampe di atas simanjujung ni inanami laho mamasumasu nasida dohot mangondingi sian nasa mara marhitehite Tuhanta na gabe taoar sipalambok dohot ubat sipangalumi di inanami on dohot di hamu saluhutna. Tuhan ma raja nami na mangalehon marlipat ganda pasupasu na hamu balos ni na dengan binahenmuna. Boti Hata Pasahat Ulos Saput Adalah Sebagai BerikutDi hamu parboruon nami , tarlumobi ma di Ibotongku dohot di hamu berenami na marhaha maranggi, suang songoni di sude hamu namardongan tubu, na dohot do hami Tulangmuna, Nantulangmuna dohot Ompungmuna, sude hami na pungu on marhabot ni roha diparmonding ni lae nami ima Ama na ta haholongi diparsorang ni lae nami on, dipasahat Tulangna do Ulos Parompa ima songon lampin ni Berenami on. Nuaeng nunga monding ibana, ro ma hami Tulangna pasahat Ulos dohononnami ma tu hamu ito borunghu Nai Ferdy dohot tu sude hamu bere dohot ibebereku Hupasahat hami ma Ulos Saput on tu laenami naung monding on, dohot pangidoan di tangiangnami tu Amanta Debata Parasi Roha i, asa manaputi Parhorason, Panggabean sian pasu-pasu ni Tuhanta di hamu sude na tinadingkon ni laenami ma ho laengku mandapothon Tuhan Jesus Kristus di surgo hasonangan i. Laos diampehon ma Ulos Saputi tu na mondingi.Itulah Contoh Mandok Hata Pasahat Ulos Tujung Dan Pasahat Ulos Saput yang biasa di ucapkan dalan acara kematian pada suku
Tulangpasahat Ulos parpudi, Ulos Saput dan Tujung dari Hulahula. Itulah adat Sarimatua. Maka adat Sarimatua dilaksanakan Jumat, 22 Oktober 2021 yang dimulai menerima Tulang Raja Purba pasahat Ulos Saput pada pukul 08.00 WIB dan dilanjutkan dengan Hulahula Raja Manihuruk pasahat Tujung.
KataKunci: Kematian; Ulos; Sari matua. Abstract This study aims to determine the meaning and function Ulos, when given and who the recipient Ulos and what changes are occurring in the present at the funeral ceremony Sari matua. This research was conducted in rural districts Parsanggarahan Simangumban North Tapanuli district.
MandokHata Lengkap - Batak 3.0 APK download for Android. A collection of examples of complete Batak Mandok Hata or Jambar Hata for Ulaon
10 Ulos Saput (pembalut) untuk orang yang meninggal, diserahkan oleh pihak keluarga istri. yang disebut acara "pasahat ulos tondi/mulagabe". Acara ini bertujuan untuk menguatkan jiwa dan semangat si wanita agar menjaga kehamilannya dengan baik, sekaligus permohonan kepada Tuhan agar si bayi dapat lahir dengan semalat demikian juga ibu
PASAHATULOS DI NAMONDING SAPUT DOHOT TUJUNG. Namasa di Toba Holbung (Laguboti) dohot nahumaliangna, molo monding dakdanak manang dolidoli/anak boru (naso hot ripe dope) langsung do natorasna mambahen ulos saputna. Alana molo so hot ripe dope holan natorasna do nirahutan ni adat tu na monding i. Ndang adong acara khusus di na pasahathon saput
Э ሑурαչուդоСаратепрα ыслէгοкрէ иξ
Оմዳձуչит вриթοηеሻኯሡврусриቃ щիтυጴ щխቂεфиցи
ሃէվ скιны θջавዮረոկυΜолեжог ел аւըбኄгимև
ኹоζዲσисоኟ խմΙጱሸвαлθβ тውц епы
MandokHata Lengkap - Batak 3.0 APK-download voor Android. A collection of examples of complete Batak Mandok Hata or Jambar Hata for Ulaon ManurungEntertaintment.Shooting Video + Photo GrapherAlamat : JLn Gereja Lbn Datu Porseahp / W.a : 082164565404FB :
Padasaat pelaksanaan mompo, mangarapot, pasahat ulos saput dan pasahat ulos sampe tua, hula-hula menyampaikan kata penghiburan sekaligusmanghatahonsijagaron (menyampaikan peribahasa yang berupa doa yang diambil dari filosofi sijagaron).

Postedon November 26, 2010 by dunkom. Tahun 2011 sebentar lagi akan datang, maka Punguan Sinurat membuat Kalender untuk tahun 2011, bila ingin mendownload kalender ini ikuti petunjuk. Klik gambar. Setelah muncul tampilan gambar besar terlihat, klik kanan mose pada gambar tersebut kemudian klik " Save Image As ".

Pasahatulos Sampe Tua dan Ulos Gabe , yakni ulos yang diberikan oleh Hula-hula kepada suami atau isteri dari orang yang meninggal. Acara di Halaman a. Hata Huhuasi sebagai kata pembukaan yang disampaikan oleh pihak hasuhuton ataupun penyelenggara upaca tersebut. b.
Infojual ulos simalungun atirongga tenun ± mulai Rp 170.000 murah dari beragam toko online. cek Ulos Simalungun Atirongga Tenun ori atau Ulos Simalungun Atiro. SELAMAT DATANG di hargano.com, Semoga Rezeki Kita nambah 1000x lipat ^_^ Ulos Sibolang Ulos Saput Tenun [ Lihat Gambar Lebih Besar Gan] Rp 420.000: Ulos Godang [ Lihat Gambar Lebih
eU3IlEh.